Kesehatan mental merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap individu, karena ia termasuk salah satu komponen dari kriteria sehat.
Kesehatan mental berhubungan erat dengan sisi dalam manusia (al-janib ar-ruhi) sebagai salah satu sisi dalam diri manusia selain sisi luarnya (al-janib maddi) yang kita kenal dengan jasad.
Salah satu ciri kesehatan mental yang diisyaratkan al-Qur'an adalah memiliki karakter lebih senang memberi daripada menerima.
Al-Qur'an mendorong manusia untuk selalu memberi (berbagi) kepada orang lain yang membutuhkan, dan tidak dijumpai satu ayat pun yang memerintahkan manusia untuk menerima apalagi meminta-minta. Bahkan al-Qur'an menganggap orang-orang yang tidak mau peduli dan berbagi kepada fakir miskin serta anak yatim sebagai pendusta agama.
Surat al-Ma'un [107]: 1-3 menjelaskan: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."
Pendusta agama dimaksudkan sebagai orang yang mengingkari pembalasan dan hisab di akhirat, yaitu orang yang menyia-nyiakan atau menzalimi anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin (lihat: Lajnah min 'Ulama' al-Azhar, Tafsir al-Muntakhab, vol III, hlm. 105). Karena memberi bantuan kepada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang lemah lainnya termasuk perbuatan yang memiliki pahala yang besar di akhirat. Mengapa besar, karena sudah pasti pelakunya tidak mengharapkan balasan dari orang-orang lemah yang dibantunya. Berbeda jika yang diberi itu orang yang berada, boleh jadi di hati kecilnya terbetik suatu harapan balasan.
Surat al-Ma'un [107]: 1-3 menjelaskan: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."
Pendusta agama dimaksudkan sebagai orang yang mengingkari pembalasan dan hisab di akhirat, yaitu orang yang menyia-nyiakan atau menzalimi anak yatim dan tidak mendorong memberi makan orang miskin (lihat: Lajnah min 'Ulama' al-Azhar, Tafsir al-Muntakhab, vol III, hlm. 105). Karena memberi bantuan kepada anak yatim, fakir miskin dan orang-orang lemah lainnya termasuk perbuatan yang memiliki pahala yang besar di akhirat. Mengapa besar, karena sudah pasti pelakunya tidak mengharapkan balasan dari orang-orang lemah yang dibantunya. Berbeda jika yang diberi itu orang yang berada, boleh jadi di hati kecilnya terbetik suatu harapan balasan.
*️⃣Banyak orang mau memberi sesuatu kepada orang lain dengan asumsi suatu saat ia dapat memperoleh kembali lebih besar dari orang itu. Hal ini dilarang oleh Allah ta'ala dalam firman-Nya:
ولا تمنن تستكثر
"Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak." (QS. al-Mudatstsir [74]: 6)
Orang-orang yang sehat secara mental berperilaku senang manakala dapat membantu orang lain yang membutuhkan pada apa yang ia miliki. Ada rasa bahagia pada dirinya ketika dapat berbagi dengan orang lain. Perilaku seperti inilah yang diharapkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallama sebagaimana dipahami dari sabdanya berikut ini:
اليد العليا خير من اليد السفلى فاليد العليا هي المنفقة والسفلى هي السائلة. (رواه البخاري عن ابن عمر)
"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Maksud "tangan di atas" adalah pemberi dan "tangan di bawah' adalah peminta/penerima." (HR. Al-Bukhari dari Ibnu 'Umar). [Lihat: Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Jami'ush-Shahih al-Bukhari, vol V, hlm. 249, hadis no. 1339]
Sifat senang memberi sebagai salah satu ciri kesehatan mental ini selaras dengan definisi kesehatan mental yang dirumuskan oleh World Health Organization (WHO) yaitu: "Mental health is defined as a state off well-being in which every individual realizes his or her own potential, can cope with the normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and IS ABLE TO MAKE A CONTRIBUTION TO HER OR HIS COMMUNITY" (sehat mental adalah kondisi yang memungkinkan setiap individu memahami potensi-potensinya, mampu memgatasi berbagai persoalan dalam kehidupan secara normal, dapat berkarya secara produktif, dan MAMPU BERBAGI DENGAN ORANG LAIN DALAM KOMUNITASNYA).
Wallahu a'lam.
Wallahu a'lam.