"Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.'" (QS. Al-Furqān [25]:74)
Imam dalam ayat ini tidak terbatas imam bagi orang-orang bertakwa, tidak juga disyaratkan harus menjadi imam salat.
Kata 'imam' pada ayat di atas mungkin dikembangkan lebih progresif, ke makna seorang pemimpin/panutan dalam toleransi dan cinta, pun senyum yang ramah.
Seorang pemimpin/panutan dalam kebaikan.
Seorang pemimpin/panutan dalam kesabaran. Seorang pemimpin/panutan dalam mendidik putra dan putrinya.
Dan seorang pemimpin/panutan dalam
akhlak-akhlak yang mulia saat berinteraksi bersama keluarga, tetangga dan ciptaan-ciptaan-Nya.