Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa
sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, pikiran dan perasaan lelaki akan resah.
Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya. Apalagi yang tidak ada di surga,
namun Nabi Adam a.s tetap rindukan Siti Hawa.
Kepada wanitalah lelaki memanggil
ibu, istri atau putri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk
diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus, tak mungkin
mampu nak meluruskan mereka. Tak logis kiranya kayu yang bengkok menghasilkan
bayang-bayang yang lurus.
Luruskanlah wanita dengan cara yang ditunjuk
Allah, karena mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah. Didiklah mereka
dengan bimbingan dari-Nya.
Akalnya yang setipis rambut, perlu kita tebalkan dengan ilmu agama. Hatinya yang serapuh kaca, hendaknya kita kuatkan dengan iman kepada Sang Pencipta. Perasaannya yang selembut sutra, harus kita hiasi dengan akhlak mulia.
Berkaitan dengan ini, pada masa sekarang para wanita muslimah berdasarkan realitas yang terjadi mengalami degradasi dalam banyak hal. Hal seperti ini ternyata sudah diisyaratkan oleh Baginda Nabi SAW. dalam hadisnya:
خير القرون قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم
"Era terbaik adalah eraku, kemudian (era) orang-orang yang datang setelahnya..."
Hadis di atas mengindikasikan bahwa semakin tua dunia, maka semakin menurun juga kualitas keberagamaan umat Islam, tanpa terkecuali kaum muslimah. Maka dari itu, agar kualitas keberagamaan mereka dapat terjaga, perlu ada nasehat-nasehat islami supaya keislaman mereka tidak semakin menurun.
Adalah Syekh Mutawalli asy-Sya`rawi yang mencoba mewujudkan tujuan mulia tersebut lewat karya beliau "an-Nashaih adz-Dzahabiyyah lil-Mar'ah al-'Ashriyyah" (sehat-Nasehat Emas Untuk Wanita Modern).
Inilah kitab yang perlu dibaca oleh para wanita muslimah masa kini, agar derajat mereka tidak ketinggalan jauh dari para muslimah pada masa Nabi SAW.
Untuk mendapatkan kitab menarik ini, silahkan klik DI SINI
